Jika kalian pernah melihat dinding atau lantai dengan motif bintik-bintik sebagai interior maupun eksterior bangunan, itu disebut teraso.
Terrazzo atau teraso merupakan material yang terdiri dari gabungan berbagai bahan seperti marmer, granit, kuarsa, atau kaca yang dimasukkan ke dalam semen atau resin epoksi, kata pembangun rumah adat dan CEO Wayhome Corbin Clay.
Konsep teraso berasal dari abad ke-15 di wilayah Venesia, Italia, ketika para pekerja di Venesia menggunakan partikel marmer bekas dari proyek kelas atas untuk rumah mereka sendiri, khususnya teras.
Clay menjelaskan proses pembuatan teraso melibatkan bahan-bahan pilihan dengan bahan pengikat, menuangkan campuran tersebut ke cetakan, lalu menggiling dan memolesnya.
Nantinya gabungan itu menghasilkan permukaan halus dan berkilau dan biasanya teraso digunakan sebagai ubin lantai, backsplash, dinding, meja, dan lainnya.
Ramah lingkungan karena dibuat dari bahan daur ulang, awet, perawatan mudah, corak beragam, dan berikan kesan estetik menjadi keunggulan pengaplikasian teraso.
Untuk mengetahui lebih jauh, dilansir JawaPos.com dari Real Simple, Jumat (17/11), berikut fakta teraso lainnya:
Daya tahan
Teraso sangat tahan terhadap keausan menjadikannya pilihan populer untuk area dengan lalu lintas tinggi seperti bandara, sekolah, rumah sakit, hingga gedung perkantoran.
Menurut Clay, jika dilakukan perawatan secara berkala, lantai teraso bisa bertahan selama puluhan tahun. Meski teraso rusak, masih dapat di finishing ulang dan dipoles.
Untuk meja dapur, teraso cukup tahan panas tetapi tak sepenuhnya tahan. Sama juga dengan pewarnaan, sering kali disegel saat produksi untuk mencegah kerusakan akibat pewarnaan atau kelembaban.
“https://www.jawapos.com/arsitektur-dan-desain/013294859/mengenal-teraso-material-ramah-lingkungan-yang-bisa-jadi-pilihan-untuk-mempercantik-bangunan”